What is the side effects of ciprofloxacin?
Ciprofloxacin may cause side effects. Tell your doctor if any of these symptoms are severe or do not go away:
- nausea.
- vomiting.
- stomach pain.
- heartburn.
- diarrhea.
- vaginal itching and/or discharge.
- pale skin.
- unusual tiredness.
What is ciprofloxacin 200 mg used for?
Ciprofloxacin Usp 200mg Infusion is an antibiotic, used in the treatment of bacterial infections. It is also used in treating infections of the urinary tract, nose, throat, skin and soft tissues, and lungs (pneumonia). It cures the infection by stopping further growth of the causative microorganisms.
Can I eat eggs with Cipro?
You can eat eggs with ciprofloxacin (Cipro). Eggs do not contain high levels of calcium or other vitamins and minerals that affect how your body absorbs ciprofloxacin (Cipro).
Bagaimana mekanisme kerja ciprofloxacin?
Mekanisme Kerja Cyprofloxacin. Cyprofloxacin, seperti halnya antibiotik lainnya, berguna untuk menganai infeksi bakteri. obat ini bekerja dengan membunuh dan menghambat perkembangan bakteri dalam tubuh. Mekanisme utama ciprofloxacin adalah dengan menghambat kerja enzim DNA-girase atau sering disebut girase saja.
Apa efek samping dari ciprofloxacin?
Beberapa efek samping yang dapat muncul akibat penggunaan ciprofloxacin adalah: Ciprofloxacin juga dapat menyebabkan efek samping lain, seperti sakit kepala hebat, mata dan kulit berwarna kuning, sulit buang air kecil, muncul ruam kulit, sakit maag hebat, dan jantung berdebar.
Apakah ciprofloxacin efektif untuk flu?
Obat Ciprofloxacin ini bekerja dengan membunuh dan menghambat pertumbuhan bakteri. Oleh karena itu perlu diketahui, sebagaimana antibiotik laiinnya, obat ini tidak efektif apabila digunakan untuk mengobati flu biasa yang disebabkan oleh virus.
Berapa kali minum ciprofloxacin?
Pemberian dosis ciprofloxacin disesuaikan dengan kondisi penderita dan respons tubuh terhadap pengobatan. Berikut penjelasan mengenai dosis dan aturan pakai ciprofloxacin: Dewasa: 500 mg, 2 kali sehari, selama 60 hari. Anak-anak: 10-15 mg/kgBB, dosis maksimal 500 mg per kali pemberian, selama 60 hari.